Penipu WhatsApp Sampai Menguras Rekening, Kominfo akhirnya ungkap Modusnya

Iklan

terkini

Penipu WhatsApp Sampai Menguras Rekening, Kominfo akhirnya ungkap Modusnya

, Saturday, April 06, 2024 WIB Last Updated 2024-04-06T05:26:47Z
DUNIAOBERITA.COM -  Penipuan melalui WhatsApp kian masif. Penipu makin banyak melancarkan modus agar bisa menguras rekening para korbannya.

Salah satu modus yang sempat terbongkar adalah mengirimkan undangan di WhatsApp. Para penipu akan membuat undangan tersebut berupa file yang diunduh yang ternyata file (.apk).

Menurut Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, para penipu dunia maya itu akan membuat akun rekening untuk kejahatannya. Akun tersebut, berdasarkan penelusuran, bukan dibuat oleh para penipu.

Akun rekening dibuat berdasarkan data orang lain. Setelah rekening berhasil dibuat, orang tersebut akan diberi uang untuk memberikan akun tersebut.

Baca: Marak Iklan Facebook Palsu Kuras Rekening, Kenali Modusnya
"Ditemui di lapangan, mereka menggunakan orang lain untuk mendaftar abis itu kasih upah abis itu akun bank mereka ambil," jelas Semuel.

Masih banyak modus yang dibuat oleh para penipu. Berikut beberapa di antaranya, yang dipaparkan Semuel:

1. Tawaran Menggiurkan
Salah satu modus para penipu adalah menawasrkan sesuatu secara tidak masuk akal atau bombastis. Misalnya menjual harga ponsel dengan harga yang jauh lebih murah dari harga pasar.

"Jangan terkecoh tawaran-tawaran tidak masuk akal, harga HP tadinya Rp 10 juta bisa dengan saya Rp 2 juta. Sudah pasti scam," kata Semuel dalam acara Cek Rekening Dulu Transaksi Kemudian, dikutip Kamis (8/8/2023).

2. Telepon, Chat, atau SMS Tidak Jelas
Modus lainnya adalah pesan yang tidak jelas dari orang tidak dikenal. Pesan tersebut bisa dikirimkan melalui chat, telepon, maupun SMS.

Semuel mencontohkan adalah modus undangan pernikahan. "Contoh kan undangan, yang kirim undangan enggak dikenal, yang nikah enggak kenal. Kekepoan masyarakat main klik aja," jelasnya.

3. Penipuan Social Engineering
Social engineering (soceng) juga kerap digunakan untuk penipu berhasil melakukan penipuan. Mereka akan mencari dan menggunakan kelemahan korban.

"Menggunakan social engineering, kelemahan-kelemahan kita," kata Semuel.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga pernah mengungkapkan modus soceng. Lembaga tersebut menyebutkan ada empat modus terkait soceng yang sering digunakan. Berikut rangkumannya:

1. Info Perubahan Tarif Transfer Bank
Penipu menyamar jadi pegawai bank dan mereka akan menginformasikan adanya perubahan tarif transfer pada korban. Mereka diminta mengisi link formulir untuk meminta data pribadi seperti PIN, OTP, dan password.

2. Tawaran Jadi Nasabah Prioritas
Para penipu juga akan menawarkan upgrade nasabah prioritas. Sekali lagi, mereka akan meminta data pribadi korban, seperti nomor ATM, PIN, OTP, nomor CVV/CVC, dan password.

3. Akun Layanan Konsumen Palsu
Selain itu, penipu juga akan membuat akun layanan konsumen palsu yang mengatasnamakan sebuah bank. Akun tersebut akan muncul saat masyarakat mengeluhkan layanan pada bank tersebut dan menawarkan bantuan menyelesaikan keluhan dengan mengarahkan paa website palsu atau meminta memberikan data pribadi.

4. Tawaran Jadi Agen Laku Pandai
Modus terakhir adalah tawaran jadi agen laku pandai tanpa syarat yang rumit. Namun para korban akan diminta mengirimkan sejumlah uang untuk mendapatkan mesin EDC.

OJK mengimbau masyarakat untuk tidak memberikan data pribadi pada mereka yang mengaku sebagai pegawai bank. 
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Penipu WhatsApp Sampai Menguras Rekening, Kominfo akhirnya ungkap Modusnya

Terkini

Topik Populer

Iklan

Close x